ABSTRAK
PENGEMBANGAN EKOWISATA
DI KAWASAN TAMAN NASIONAL BALURAN JAWA TIMUR
Oleh
Muhammad Muryono
DEPARTEMEN BIOLOGI
PROGRAM PASCA SARJANA
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
Telah dilakukan penelitian mengenai potensi pengembangan Ekowisata di Taman Nasional Baluran dengan areal seluas 25.000 Ha dan panjang garis pantai sepanjang 42 km. Penelitian dilakukan dari bulan Juni sampai dengan September 2003 di daerah pemukiman sekitar Taman Nasional Baluran dan di 5 tipe ekosistem yang ada, yaitu padang rumput, hutan pantai, hutan musim, hutan malar hijau dan hutan bakau. Tujuan dari penelitian ini adalah : (1) Mengidentifikasi aspek supply dan demand terhadap pengembangan ekowisata di kawasan Taman Nasional Baluran, (2) Menentukan tata ruang bagi pengembangan ekowisata berikut jenis aktivitas ekowisata yang dapat dilakukan dan daya dukung kawasan Taman Nasional Baluran, (3) Menyusun model pengembangan ekowisata di Taman Nasional Baluran. Untuk mendapat data dan informasi yang diperlukan, penelitian dimulai dengan menginventarisasi potensi penawaran bagi pengembangan ekowisata yang terdiri dari potensi biofisik, potensi sejarah, budaya, kegiatan wisata yang ada disekitar dan potensi sarana dan prasarana. Untuk memperoleh potensi permintaan ekowisata, data dan informasi yang diperlukan meliputi karakteristik wisatawan, persepsi masyarakat dan partisipasi masyarakat dalam bentuk informasi aktivitas, minat dan opini mereka melalui wawancara dan pengisian kuisioner. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu analisis evaluatif yang meliputi analisis kapasitas sumber daya alam, analisis kapasitas sumber daya manusia, analisis tata ruang, analisis keuangan, analisis pasar ekowisata dan analisis SWOT. Hasil analisis potensi permintaan diperoleh bentuk karakteristik wisatawan mancanegara yang termasuk dalam ekowisatawan mandiri dan ekowisatawan berkelompok. Sedangkan, karakteristik wisatawan nusantara termasuk dalam ekowisatawan tipe kelompok akademisi yang sedang melakukan penelitian. Dari analisis persepsi dan partisipasi masyarakat sekitar memberikan langkah pengembangan ekowisata berbasis masyarakat dengan model Imported-Private Sector Led yaitu menggunakan tenaga ahli/terdidik, berasal dari luar masyarakat setempat dan sektor swasta. Dari analisis tata ruang dapat ditentukan zonasi bagi pengembangan ekowisata berdasarkan kriteria penawaran dan permintaan yang telah diidentifikasi yaitu terdiri dari (1) zona ekowisata hutan mangrove dan terumbu karang, (2) zona ekowisata hutan dan savana, (3) zona ekowisata pedesaan. Jenis ekowisata dari alokasi zona ekowisata terdiri dari pengamatan satwa liar, pengenalan flora, pengetahuan etnobotani, pengamatan terumbu karang dan pengenalan budaya masyarakat sekitar. Dari hasil analisis daya dukung efektif pada masing-masing jalur setapak yang ada diperoleh besarnya jumlah kunjungan maksimum dimana obyek tetap lestari pada tingkat managemen yang tersedia yaitu 53 pengunjung perhari untuk jalur Hutan Malar Hijau, 56 pengunjung perhari untuk jalur glengseran, 10 pengunjung perhari untuk jalur Bekol 1 dan 2, 34 pengunjung perhari untuk jalur Bama 1, 33 pengunjung perhari untuk jalur Bama 2 dan 75 pengunjung perhari untuk Pantai Bama. Dari analisis SWOT dihasilkan model pengelolaan yang dikembangkan dalam melaksanakan ekowisata di Taman nasional Baluran yang terdiri dari : (a) sistem pengelolaan pengunjung, (b) peningkatan kualitas sumber daya manusia, (c) sistem permodalan, (d) pengembangan jalur interpretasi, (e) sarana pendukung promosi, (f) sistem monitoring dan evaluasi.
Kata kunci : Taman Nasional Baluran, ekowisata